“BANG ELIS HADIR, kampung kami jadi terang” (pemBANGkit Energi LIStrik tenaga mataHAri DI daerah pedalaman kalbaR)

Ringkasan

1. Pembaruan/peningkatan inovasi sebelum & sesudah ditetapkan sebagai Top Terpuji. Inovasi ini memiliki keunggulan : 1) Kalbar dilintasi garis Khatulistiwa sehingga pancaran sinar matahari yang konstan setiap harinya sepanjang tahun merupakan sumber energi yang potensial; 2) Pemanfaatan energi alternatif baru terbarukan dengan teknologi terkini yang ramah lingkungan untuk “menghadirkan negara” hingga ke pinggiran maupun daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dalam pemenuhan kebutuhan dasar listrik di daerah pedalaman yang minim infrastruktur serta belum tersedia jaringan listrik PLN; 3) Menghemat biaya bulanan kebutuhan listrik warga yaitu menjadi Rp 30-50ribu perbulan (iuran pemeliharaan) dari sebelumnya Rp 100-200ribu perbulan (untuk membeli bahan bakar pelita penerangan malam hari); 4) Penyediaan TV LED 32” dengan saluran tv digital sebagai pusat informasi. 5) Pembangunan PLTS di Kalbar periode 2013-2016 : 7 lokasi, total kapasitas pembangkit 63 kWp (kilo watt peak), total anggaran Rp 13,5 M, yang melistriki: 478 rumah warga, 95 Penerangan Jalan Umum; 22 Fasum (rumah ibadah, sekolah, ruang serbaguna, dll). Nilai Tambah pengembangan inovasi ini adalah : 1) Berkontribusi dalam meningkatkan rasio elektrifikasi Kalbar dari 79,70% (2016) menjadi 99,12% (2021) dan rasio desa berlistrik dari 65,43% (2016) menjadi 85,49% (2021); 2) Mengurangi jumlah desa yang belum berlistrik dari 729 desa (2016) menjadi 309 desa (2021) dari total 2.031 jumlah desa di Kalbar; 3) Kontribusi terhadap Indeks Desa Membangun (IDM) Prov. Kalbar, pada tahun 2018 dari 2.031 desa hanya 1 Desa Mandiri dan 677 Desa Sangat Tertinggal, menjadi 385 Desa Mandiri dan 0 (nihil) Desa Sangat Tertinggal pada tahun 2021; 4) Pembangunan PLTS Komunal di Kalbar s.d. 2021 : 59 lokasi (APBD 16 unit & APBN 43 unit) di daerah pedalaman pada 8 Kabupaten se-Kalbar, total kapasitas pembangkit 1.742 kWp, dengan total anggaran APBD Rp 53,8 M dan APBN Rp 176,86 M, yang melistriki : 6.099 rumah warga, 816 Penerangan Jalan Umum, 180 Fasum (rumah ibadah, sekolah, ruang serbaguna, dll) 2. Replikasi (adaptabilitas). Inovasi ini telah direplikasi/dikembangkan di wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Sebagai keberlanjutan inovasi ini, hingga tahun 2021 telah dilakukan pembangunan sebanyak 59 PLTS Terpusat/Komunal pada desa-desa di daerah pedalaman Kalbar dan 3T yang tersebar pada 8 Kabupaten/Kota se-Kalbar yaitu Kabupaten Bengkayang, Kapuas Hulu, Ketapang, Kubu Raya, Landak, Melawi, Sanggau, dan Sintang. Adapun 4 Kabupaten yang menjadi lokasi pembangunan PLTS tersebut merupakan daerah perbatasan dengan Malaysia, yaitu Bengkayang, Kapuas Hulu, Sanggau, dan Sintang. Inovasi ini juga telah mendapat pengakuan serta secara ide telah direplikasi oleh Pemprov Jawa Tengah melalui kunjungan pembelajaran inovasi dari Pemprov Jawa Tengah pada 28 November 2017. Inovasi ini tentunya dapat direplikasi oleh pemerintah kabupaten/kota maupun pemprov lain karena umumnya daerah di Indonesia memiliki pancaran sinar matahari serta masih adanya daerah pedalaman dan 3T di Indonesia. Pemprov Kalbar juga terbuka untuk pembelajaran dari pemda lain terkait inovasi ini. 3. Penguatan keberlanjutan. Strategi penguatan keberlanjutan inovasi : 1) Strategi institusional, yaitu Pergub Kalbar No. 1 Tahun 2019 tentang Percepatan Peningkatan Status dan Kemandirian Desa; maupun SK Kepala DPPESDM No. 33/DPPESDM tentang Pembentukan Tim Inovasi Bang Elis Hadir Kampung Kami Jadi Terang (Pembangkit Energi Listrik Tenaga Matahari di Daerah Pedalaman Kalbar). 2) Strategi sosial, melalui peran serta masyarakat : • Diikutsertakan sejak tahap perencanaan dan sosialisasi (melalui forum konsultasi publik), pembangunan, pengoperasian, perbaikan ringan, hingga pemeliharaan, baik dari pihak Kabupaten, Kecamatan, Desa, tokoh adat dan tokoh masyarakat, maupun warga masyarakat secara keseluruhan; • Pengelolaan PLTS diserahkan kepada Organisasi Masyarakat Setempat dengan model iuran bulanan untuk pemeliharaan yang sifatnya ringan; • Terbentuk perlilaku masyarakat yang positif, contohnya aktivitas gemar membaca dan belajar dapat dilakukan anak/siswa pada malam hari; • Peningkatan kapasitas operator PLTS dari masyarakat setempat yang diikutsertakan dalam pelatihan teknis ke Kementerian ESDM; 3) Strategi keberlanjutan manajerial, melalui : a) kebelanjutan pembangunan : • 2013 s.d. 2016 : 7 lokasi, total kapasitas pembangkit 63 kWp (kilo watt peak), total anggaran Rp 13,5 M • Total hingga 2021 (2013 s.d. 2021) : 59 lokasi (APBD 16 unit & APBN 43 unit) di daerah pedalaman pada 8 Kabupaten se-Kalbar, total kapasitas pembangkit 1.742 kWp (kilo watt peak), toal anggaran APBD Rp 53,8 M dan APBN Rp 176,86 M, b) Peningkatan kapasitas SDM aparatur pada DPPESDM, maupun pemilihan kontraktor pelaksana yang mumpuni dan berpengalaman. c) Melakukan survei, pembuatan dokumen FS dan DED untuk lokasi-lokasi baru di daerah pedalaman dan 3T yang tidak masuk dalam perencanaan aliran listrik PLN dalam waktu 5 tahun. d) Peningkatan kualitas infrastuktur yaitu dengan meningkatkan alokasi besarnya energi yang diterima oleh setiap masyarakat dari 250-300 Watt Hour (WH) menjadi 500-600 Watt Hour (WH). Dengan demikian maka ada peningkatan kapasitas dalam pembangunan pembangkit listrik dari sebelumnya rata-rata 10-15 kWp per pembangkit (PLTS) menjadi rata-rata 24-27 kWp per pembangkit (PLTS). e) Komitmen dari Gubernur Kalbar untuk penyediaan infrastruktur termasuk kebutuhan dasar listrik bagi masyarakat khususnya di daerah pesisir, pedalaman, dan perbatasan 4. Evaluasi Evaluasi yang dilakukan secara internal : No Indikator-Evaluasi Diukur dengan 2013 s.d. 2016 Setelah 2016 Tindak lanjut 1 Rata-rata Kapasitas Alokasi energi (Watt Hour) dan kWp (kilo watt peak) Rata-rata 250-300 WH per rumah warga dan 10 -15 kWp perlokasi/PLTS Rata-rata 500-600 WH per rumah warga dan 24-27 kWp perlokasi/ PLTS Meningkatkan kapasitas terpasang perlokasi agar lebih banyak rumah warga, PJU dan fasum yang dapat teraliri listrik 2 Total kapasitas terpasang kWp (kilo watt peak) 63 kWp 1.742 kWp (akumulasi total hingga 2021) Meningkatkan total kapasitas terpasang melalui penggunaan teknologi terbaru. 3 Peran OMS (organisasi masyarakat setempat) peran OMS dan besaran iuran Pengelolaan dan perawatan. Iuran 30-50 ribu per bulan per rumah Pengelolaan, perawatan,dan perbaikan ringan. Iuran 30-50 ribu per bulan per rumah binwas dan pelatihan 4 Rasio elektrifikasi % 79,70 % 99,12% (2021) Melakukan survei, pembuatan FS dan DED lokasi baru di daerah pedalaman dan 3T 5 Jumlah desa teraliri listrik % 65,43 % 85,49% (2021) Menginventarisasi desa yang belum teraliri listrik 6 Rumah tangga yang teraliri listrik jumlah 478 rumah 95 PJU 22 Fasum Akumulasi total hingga 2021 : ± 6.099 rumah ± 816 PJU ± 180 Fasum Melakukan survei calon lokasi-lokasi baru di daerah pedalaman dan 3T dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat Berdasarkan hasil evaluasi, inovasi ini memberikan dampak/manfaat signifikan berupa : 1) Adanya PJU membuat warga dapat beraktifitas didalam & luar rumah pada malam hari; 2) Anak-anak dapat belajar pada malam hari; 3) Semakin mudah mengakses informasi dari luar lingkungan; 4) Geliat kehidupan masyarakat tumbuh dan berkembang; 5) Kondisi lingkungan menjadi lebih terang dan terasa aman pada malam hari; 6) Kontribusi terhadap Indeks Desa Membangun (IDM) Prov. Kalbar dari 2.031 desa pada tahun 2018 hanya 1 Desa Mandiri dan 677 Desa Sangat Tertinggal, menjadi 385 Desa Mandiri dan 0 Desa Sangat Tertinggal pada tahun 2021; 7) Untuk Pemprov Kalbar: meningkatkan kepercayaan masyarakat dan “menghadirkan negara” hingga daerah pedalaman dan pinggiran; 8) Tidak ada lagi anekdot bahwa “sejak Indonesia merdeka kampung kami belum pernah terjamah listrik”; 9) Meningkatkan rasio desa berlistrik dan rasio elektrifikasi Kalbar maupun nasional.

Lihat Video Inovasi

Details

Share this Post