Ringkasan

Pengembangan Desa Wisata diyakini menjadi salah satu alternatif ketahanan ekonomi Indonesia. Mengembangkan desa wisata memerlukan keterlibatan berbagai stakeholder secara inklusif terutama dari dalam desa itu sendiri. Tantangan semakin besar dengan adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan semua pelaku pariwisata mengikuti perubahan kebiasaan baru tidak terkecuali para penggiat desa wisata. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata tidak melewatkan peluang mengembangkan desa wisata untuk mendukung ketahanan ekonomi. Melalui kolaborasi yang antar berbagai stakeholder dan pemberdayaan masyarakat lokal yang diinisiasi sejak tahun 2021 yang dikenal dengan KIBBASKAN DEWIKU (Kolaborasi Indah Bersih Berkelanjutan Aman Dan Sehat Untuk Pengembangan Desa Wisata), berusaha mengubah tantangan kolaborasi dan pandemi Covid-19 menjadi momentum untuk membangkitkan kesadaran dan mempererat kolaborasi para pelaku pariwisata untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan dan inklusif. KIBBASKAN DEWIKU menghubungkan berbagai stakeholder dari value of chain Desa Wisata mulai dari pemerintah, akademisi, swasta, masyarakat maupun media untuk bersama – sama mengidentifikasikan potensi dan peluang yang kita miliki dalam sektor kepariwisataan di Kalimantan Barat. KIBBASKAN DEWIKU mendorong keterlibatan masyarakat lokal secara aktif dan inklusif mulai dari tahapan perencanaan sampai pelaksanaan pengembangan desa wisata. KIBBASKAN DEWIKU telah mampu mengembangkan desa wisata berkualitas dan diapresiasi di tingkat nasional. Hanya rentang waktu 1 tahun ratusan desa wisata telah muncul. Tercatat pada tahun 2022 dua desa wisata di Kalimantan Barat mampu menembus 100 besar Desa Wisata Terbaik di Indonesia, bahkan salah satunya mampu masuk 50 besar yaitu Desa Wisata Kampung Melayu, Benua Melayu Darat. KIBBASKAN DEWIKU mengusung kolaborasi sepanjang value of chain pengembangan desa wisata telah membentuk kelembagaan desa wisata yang kuat dan mandiri.

Lihat Video Inovasi