Pemberdayaan Masyarakat Melalui “Pos Gita” Dalam Pencegahan Gizi Buruk

Ringkasan

Kecamatan Sejangkung, yang terletak di Kabupaten Sambas, Provinsi Kalbar, merupakan wilayah rawan gizi. Dari 12 desa di Sejangkung, Piantus memiliki kasus gizi buruk balita tertinggi. Gizi buruk dapat dicegah dengan memotong mata rantai dan memulihkan status gizi kurang balita. Kasus rawan gizi di Kecamatan Sejangkung dan Desa Piantus menimbulkan keprihatinan berbagai pihak. Prevalensi balita Kurang Energi Protein (KEP) sebesar 38,38%, tertinggi se-Kabupaten Sambas. KEP adalah manifestasi dari kurangnya asupan protein dan energi, dalam makanan sehari-hari yang tidak memenuhi angka kecukupan gizi.
Sejak September 2013, Puskesmas Sejangkung berinisiatif melakukan perawatan balita gizi buruk bekerja sama dengan keluarga dan masyarakat melalui Pos Gizi Balita (Pos Gita). Pos Gita merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam mencegah terjadinya kasus gizi buruk dengan cara makan bersama makanan padat gizi dan penyuluhan kesehatan. Tahapan strategi inovasi sebagai berikut. Kepala desa dan tokoh desa didekati. Kader Pos Gita dilatih selama 46 hari. Dilakukan pengiliran desa yang menjadi sasaran program. Pemantauan dan evaluasi dilakukan.
Sebelum inovasi, banyak terjadi kasus balita rawan gizi. Sesudah inovasi, kasus rawan gizi berkurang. Setelah ada inovasi prevalensi KEP menurun. Kegiatan kreativitas di Pos Gita melibatkan masyarakat, dilaku kan langsung oleh kader Pos Gita dan ibu balita yang mengalami gizi kurang. Bahan makanan yang akan dimasak dipersiapkan sendiri oleh ibu balita secara gotong royong yang dipusatkan di satu tempat yang telah difasilitasi oleh Pos Gita. Penyuluhan dilaksanakan dengan baik dan distribusi pemberian makanan tambahan kepada balita gizi ku rang dan balita gizi buruk dilaksanakan secara teratur. Keadaan gizi balita membaik. Tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat meningkat terutama keluarga yang memilki balita. Kerja sama lintas sektor dalam perbaikan gizi balita terbangun. Pos Gita menjadi model program perbaikan gizi di seluruh kecamatan di Kabupaten Sambas.
Kemiskinan bukan satu-satunya penyebab utama munculnya kasus gizi kurang dan gizi buruk. Komitmen yang kuat dari Puskesmas, adanya dukungan dan komitmen berbagai lapisan masyarakat dalam memperbaiki gizi buruk, keinginan membangun kesehatan sehat, dan sinergitas lintas sektor/lintas instansi menjadi kunci kesuksesan inovasi.

Lihat Video Inovasi

Details

Share this Post