BBM (Belajar Bersama di Museum)

Ringkasan

Museum Provinsi Kalimantan Barat berupaya untuk terus aktif dalam berbagai kegiatan edukatif kultural Pada masa sekarang ini sangat perlu untuk menginformasikan dan mengkomunikasikan hasil budaya atau peninggalan budaya yang kita miliki kepada masyarakat luas, khususnya kepada generasi muda masa kini yang lebih dikenal dengan kaum milenial, disisi lain generasi era tahun 50 an dan 60 an yang masih hidup saat ini juga merindukan keragaman budayanya seperti permainan-permainan tradisional yang sudah jarang ditemukan pada saat sekarang ini dan beberapa warisan budaya yang harus kita lestarikan serta patut kita masyarakatkan menjadi kegiatan yang bernilai edukatif bagi masyarakat. Perkembangan dan Perubahan zaman yang sangat cepat di masa sekarang ini tentunya mempengaruhi perkembangan di semua aspek kehidupan, termasuk pengelolaan museum yang memacu kita untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut.

Selain kondisi tersebut, paradigma mengenai Museum sendiri telah mengalami perubahan orientasi dari Koleksi menjadi orientasi kepada jumlah Pengunjung yang berdampak pada peran museum yang fungsinya sebagai tempat mengumpulkan, mengkonservasi, mengkomunikasikan dan memamerkan koleksi, telah berkembang sebagai sarana hiburan untuk mendapatkan kesenangan dan sarana pembelajaran bagi Masyarakat. sesuai dengan visi dan misi Museum dalam melestarikan budaya daerah sehingga masyarakat secara umum dapat mengenal, menghargai dan mencintai budaya mereka sendiri serta generasi muda kaum milenial tidak melupakan warisan budaya leluhurnya.

Oleh karena itu Museum Provinsi Kalimantan Barat terus berinovasi dalam upaya melestarikan nilai-nilai Budaya dan mengangkat kearifan lokal Kalimantan Barat serta menambah minat masyarakat untuk berkunjung ke museum salahsatunya dengan membuat program kegiatan yang bertajuk “BBM “(Belajar Bersama di Museum), inovasi ini telah dilaksanakan sejak 2020 s/d sekarang, dan mendapat respon sangat positif dari masyarakat, melalui proses pendaftaran online berhasil dihimpun sebanyak 2100 peserta setiap tahun dengan mengangkat sebanyak 30 (tiga puluh) materi belajar ragam budaya, kerajinan, dan permainan atau olahraga tradisional, ragam tari tradisional dan alat musik tradisional daerah Kalimantan Barat. Materi tersebut disampaikan langsung oleh Narasumber yang merupakan Budayawan atau seniman asal Kalimantan Barat yang selanjutnya diperagakan langsung oleh para peserta, dengan alat peraga yang telah disiapkan oleh tim pelaksana, sehingga para peserta dapat langsung memahami materi yang diberikan. materi yang disampaikan tidak hanya menggunakan metode ceramah tetapi juga menggunakan metode eksperimen dan berbasis proyek. Sehinga selain mendapat teori, para peserta juga diberikan kesempatan untuk mengekspresikan hasil pelatihan atau pembelajaran.

Transformasi digital menjadi pemicu perkembangan pada inovasi dan produktivitas dalam menciptakan perubahan seperti efisiensi dalam pelayanan publik, dimana pelayanan publik menjadi prioritas utama yang perkembangannya perlu diperhatikan karena hal ini menyangkut dengan masyarakat luas. Penyelenggaraan Pelayanan Publik ini diterapkan berdasarkan ketetapan Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik yang mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang baik dan merupakan efektivitas dari fungsifungsi pemerintahan itu sendiri. Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas, prosedur yang jelas dan cepat merupakan suatu kesadaran bahwa warga negara memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang baik dan sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas. Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia dituntut untuk terus melakukan inovasi guna meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat.

Link video belum tersedia

Details

Share this Post